Archive for October 2014

Deskripsi Pagi itu

Semilir udara masih terlalu dingin untuk dirasakan. Pantulan cahaya yang berasal dari ufuk timur masih belum terlalu menyilaukan. Ekspresi lusuh masih bisa ditemui pada wajah-wajah teman. Memang untuk masa-masa kelas 3 banyak sekali hal yang membuat siswanya tidak merasa bersemangat untuk datang ke sekolah.
                Terlebih lagi di sekolah ini, SMK PGRI 03 Malang khususnya yang berada pada departemen TIK. Momok bagi siswa karena setiap harinya dikejar oleh progres tugas akhir yang harus kelar pada pertengahan bulan November kelak. Bagi mereka yang sudah pandai dan berpengalaman selama prakerin pastinya tidak mengalami kesulitan. Namun keadaan mengerikan harus dialami oleh mereka yang kurang beruntung jika harus dihadapkan dengan berbagai deadline baik laporan maupun program. Memang, untuk menyelesaikan tugas yang satu ini para siswanya harus mengorbankan berbagai hal. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat kini harus digunakan untuk mengerjakan tugas akhir. Bukan itu saja yang harus dikerjakan, melainkan tugas harian yang lain juga pastinya harus kelar untuk mengisi nilai harian. Tentu, semua itu menjadi alasan mengapa kebanyakan siswa sekolah ini tidak bersemangat untuk sekolah.

                Bel sekolah kini berbunyi. Satu per satu guru pengajar datang ke kelas sesuai jadwal yang ditentukan. Sedikit demi sedikit teras kelas mulai kosong dari siswa yang dari tadi menunggu jam masuk kelas pada hari itu. Jam pelajaran pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah dilakukan pengabsenan oleh Pak Eko, beliau menginstruksikan kepada masing-masing siswa untuk membuat paragraf deskripsi. Tugas ini nantinya harus diposting di blog milik kelompok masing-masing. Sebagai kelompok yang baik, kami tentu mengerjakan tugas tersebut secara maksimal. Nah untuk itu, kami akan perlihatkan satu persatu hasil pekerjaan kami di bawah ini. Yang pertama ini adalah milik Della :

Udara dingin yang tidak begitu masih sedikit terasa. Teman-teman masih kelihatan segar dan bersemangat. Beberapa teman sambil berbincang-bincang menunggu di depan kelas. Terlihat kelas-kelas masih tertutup. Ruang guru masih sepi . jam dinding di depan kesiswaan menunjukkan angka enam. Satpam di sekolah sedang membuka pintu gerbang menuju tempat parkir,untuk memeriksa ikat pinggang siswa.
Sirik sekolah terdengar memekakkan telinga. Menandakan bahwa siswa harus segera masuk sekolah. Terlihat siswa terburu-buru menuju ruangan B.3.3. Ruang yang tidak begitu luas. Bertata meja dan kursi panjang. Papan tulis yang masih bersih dan diatasanya terdapat dua buah speaker aktif yang di tempel di tembok.
Kuambil tempat duduk depan papan tulis,sebangku dengan temanku yang bersama Zulfa Azizatul . seorang teman yang periang. Siapapun yang bersamanya pasti akan terhibur,termasuk aku. Dia berkerudung abu-abu,menambah kelihatan sangat cantik. Apalagi ketika tersenyum mambuat orang terpesona.
Hari ini Zulfa temanku,dia terlihat tidak seperti biasanya. Dia lebih ceria di bandingan hari-hari biasannya. Senyum selalu menghiasi wajah cantiknya. Raut wajahnya pun kelihatan berseri-seri. Tentu ada suatu hal yang menyebabkan dia seperti itu. Dia tambah lagi dengan cara berpakaian yang rapi dan menggunakan jilbab berwarna cream,dia tampak lebih berbeda. Pasti dia sedang menyimpan sesuatu.
Mungkin ini akibat tadi pagi dia baru saja bertemu dengan adik kelas yang dia sukai,Faldi namanya. Faldi ini adalah anak kelas 1 jurusan otomotif mobil. Dia terlihat keren,pantesan Zulfa terpikat saat melihatnya. Setiap pagi mereka bertemu di gedung B,entah membicarakan apa. Yang jelas Faldi telah membuat hari-hari Zulfa semakin indah dan bahagia.

Menarik bukan? Sekarang kita bergeser pada pekerjaan milik Fitri Yudhana 

                Waktu masih menunjukkan pukul delapan. Udara masih terasa dingin. Sinar matahari masuk ke celah-celah ventilasi untuk menghangatkan dan menerangi ruang kelasku. Terlihat teman-temanku yang sedang memperhatikan pelajaran dan ada beberapa juga yang masih telihat mengantuk dan juga ada beberapa anak yang berbincang-bincang dengan teman sebangkunya.
                Ruang kelasku adalah B3.3 yang berada di gedung B lantai 3 SMK PGRI 3 Malang. Ruang yang berukuran 8x9 meteran yang dapat menampung 40 siswa, cukup luas untuk siswa di kelasku ang hanya ada 32 siswa. Terdapat meja dan kursi kayu yang cukup tua dengan banyak coretan dan lubang yang membuatku sedikit tidak nyaman saat belajar. Ada jendela kaca yang sudah pecah dan ada juga jendela dengan kaca yang sangat berdebu, membuat ruangan ini terlihat jrang terawat.
                Kuambil tempat duduk paling depan, nomor dua dari kanan, sebangku dengan temanku sebut saja Ivan. Seorang teman yang konyol dan apapun yang dikatakan atau dilakukannya pasti akan tertawa. Kebiasaannya yang suka terkejut membuat aku terhibur ketika duduk bersebelahan dengannya. Sepasang matanya yang agak sipit dengan bulu mata yang lentik dan wajahnya yang oval dengan kumis tipis semakin menjadikannya terlihat konyol. Rambutnya yang cepak hampir gundul membuat dia tidak cocok dengan potongan rambut seperti itu.
                Tidak ada yang terlihat menonjol dari dia setiap hari, hanya saja dia terlihat berbeda dengan sikapnya hari ini. Wajahnya terlihat memerah ketika teman-teman sekelasku mengejek foto profil dirinya yang dipasang di akun jejaring sosialnya, facebook. Kami semua mengejeknya karena dia menggunakan foto salah satu anggota boyband Smash, yaitu Rafael. Dia terlihat malu saat kami mengejeknya.
                Ivan.. ivan.. mungkin hari ini memang hari sialmu.

Keren kan? Sekarang kita bergeser lagi ke pekerjaan milik Refian 
Di jalan raya banyak yang berangkat bekerja dan ke sekolah. Matahari masih berada di ufuk Timur yang masih belum terlalu tinggi. Kulihat jam temanku masih mununjukkan angka setengah yujuh. Udara dingin yang tidak begitu beku dan wajah temanku masiih segar begitu juga semangatya.Beberpa teman sambil berbincang di depan kelas menunggu suara sirine berbunyi. Teeeeeeeetttt........ sirine sekolah telah berbunyi tanda masuk pembelajaran. Aneh setiap aku mendengar sirie ini aku selalu teringat penjara-penjara B.3.3 sebuah ruangan lantai tiga diarea gedung B SMK PGRI 03 Malang. Sebuah ruangan berukuran 8 x 9 meteran. Pada saat baru membuka pintu udaranya terasa sangat dingin karena jendela tidak ada kaca.
                Papan tulis putih di depan kelas masih bersih belum ada goresan spidol. Meja dan kursi tertata rapi tetapi banyak yang berlubang. Meja guru yang bearada di pojok ruangan. Dua sound system yang masih aktif dan ditengah -  tengahnya da foto presiden RI dan wakil presiden RI yang tertata rapi. Atapnya miring kesamping. Di belakang pintu ada tempat gantungan sapu yang tidak di gunakan. Kuambil tempat duduk nomor 3 dari depan sebelah kanan yang jauh dari jendela, sebangku dengan temanku yang bernama Ryan Afrizal Y. Tetapi panggilannya Icang. Seorang teman yang periang siapapun yang bersamanya pasti akan selalu terhibur. Bibirnya yang “DOWEH” dengan wajah yang selalu mengantuk saat pelajaran. Badannya yang tidak terlalu gemuk dan juga tinggi. Rambutnya standar  1 cm.
                Ada yang menarik pada wajah Icang hari ini. Biasanya ia juga senyum selalu tapi ada yang menjagal pada senyuman hari ini menghiasi wajahnya yang bulat telor. Raut awajahnya pun terlihat berseri – seri. Pasti ia sedang menyimpan sesuatu yang belum ia ceritakan kepadaku. Selainitu jelas terlihat juga semangatnya untuk belajar pada pelajaran hari ini. Mungkin ini akibat peristiwa kemaren malam yang baru saja mendapatkan pacaryang di idamkan. Ia berpacarn dengan anak jurusan TKJ yang namanya Hami. Icang belum terlalu lama mengenal dia.
                Icang, Icang semoga kali ini kamu langgeng sama pacar kau yang baru, tidak seperti yang telah terjadi kemaren sama anak Smunjun.

Selanjutnya ada pekerjaan milik Nur Huda

Bel pertama sekolah untuk hari ini baru saja berbunyi. Bagi mereka yang sudah berada di dalam sekolah tentu tidak ada masalah. Mereka yang sedang mengerjakan tugas berpikir, pasti bapak ibu guru datang dalam waktu 5 menit lagi. Tak masalah jika yang dikerjakan tinggal sedikit lagi. Apalagi mereka yang sedang berbincang-bincang, waktu akan terlihat jika kelas telah dibuka.
Suasana berbeda akan terasa bagi mereka yng masih berada di luar sekolah. Kemampuan terpendam yang ada akan dikeluarkan semaksimal mungkin. Gas pol bukan masalah selama gerbang masih terbuka. Sprint menjadi hal yang tidak hanya dilakukan pada jam olahraga saja. Tak peduli bagi siswa maupun siswi, yang terpenting tidak masuk kelas dengan membawa secarik surat bertanda kesiswaan.
Pintu kelas terbuka lebar menyambut pelaku ilmu yang datang pada hari itu. Kuhitung satu deret belok kiri dan kupilih baris kedua pada posisi sebelah kiri. Sembari menunggu penghuni lain mempersiapkan diri, kusiapkan buku tulis dan materi. Bapak guru jam pertama pun berdiri dan mengabsen siswa dan siswi. Terhitung empat dari 32 siswa tidak menampakkan diri. Alasan ketiganya sama, keperluan khusus untuk berlatih lomba. Satu yang berbeda, haurs beristirahat dan tetap di rumah.
Absensi selesai dilakukan. Kini sang guru berganti kegiatan. Satu persatu alat presentasi ditata rapi di depan kelas. Tentu saja berkonsekuensi kelas menjadi ramai. Beberapa siswa sibuk kembali berbincang-bincang. Beberapa ada juga yang sedang menerka apa yang nanti akan ditampilkan. Kualihkan pandangan ke jendela. Terkesan aneh memang sekolah ini. Beberapa anak jendela tidak sedang berada pada posisi semestinya. Kemungkinan besar pecah kemudian jatuh ke luar ruangan. Kutoleh arah jam 3 penasaran jam berapa sekarang. Pukul 7 lewat 30 menit. Ada yang salah. Ku cari mesin penunjuk waktu yang lain. Masih pukul 7 lewat 15 rupanya,  lebih lambat 15 menit. Dari situ, diambil kesimpulan yakni jam kelas ini terlalu cepat 15 menit. Tentu saja, tak hanya kelas ini yang seperti itu, jam yang ada di kelas-kelas lain mungkin juga dalam kondisi yang sama.
Kukecilkan sudut pandangku sebanyak 3 baris meja. Seorang teman duduk tepat di sampingku. Terlihat kurus perawakannya namun dengan badang yang tergolong tinggi. Jika sedang duduk, memang tingginya tak jauh berbeda dariku. Rambutnya standar 1 cm layaknya siswa putra di sekolah ini. Aku bersin. Memang daritadi ada aroma wangi yang sedikit membuat hidungku gatal. Bau parfum permen karet dicampur aroma mint. Bukan kombinasi yang baik memang. Namun tak masalah, akhirnya kutemukan sumber masalahku.
Bau permen karet agak sedikit reda namun masih terasa. Aroma mint semakin kuat. Baru saja dia sekali lagi menyemprot parfum mint bermerk GATSBY dengan tingkah bangga. Senyumnya terlihat lebar sehingga beberapa giginya nampak dari luar. Pipinya mengembang ke kanan maupun ke kiri sembari melempar pandangan ke arahku. Selang beberapa detik, kata-kata “wangi kan ?” terlontar dari mulutnya.
Tak mau kata-kata temanku itu mubadzir, akhirnya kutimpal dengan bertanya perihal ada apakah tak biasanya ia berparfum. Dia menjelaskan ringan bahwa untuk menghilangkan aroma parfum sebelumnya. Memang aroma permen karet kurang berkenan di hidungnya. Kembali satu semprotan lagi-lagi bersarang di seragamnya.
Memang konyol tingkah temanku yang satu ini. setiap hari tak jarang dia berulah. Sekali lagi, kini kurubah lagi sudut pandanganku menuju bapak guru yang selesai dengan persiapannya untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dimulai. Semoga suasana seperti ini bisa terulang suatu saat nanti.
Terakhir adalah pekerjaan milik Anggia,
            Pagi itu ketika sampai di sekolah, jam sekolah sudah menunjukkan pukul 06.45 a.m yang berarti bel sekolah akan berbunyi 5 menit kemudian. Beberapa staff kesiswaan beserta kepala sekolah sudah berjajar di halaman depan sekolah untuk melakukan kegiatan rutin setiap paginya yakni sebelum memasuki gerbang sekolah, para siswa diwajibkan berjabat  tangan dengan para staff yang telah berjajar di depan halaman sekolah.            Tidak hanya itu, para staff juga memeriksa tampilan diri siswa mulai dari kelengkapan seragam, potongan rambut, hingga kerapian siswa. Setelah itu, barulah siswa diperbolehkan masuk ke halaman sekolah apabila tampilan dirinya sudah sesuai dengan di SMK PGRI 03 Malang.
            Setelah saya berada di halaman sekolah, saya segera menuju ke ruang kelas saya yang berada di gedung B, tepatnya di ruang B 3.3, saya sampai di depan kelas 3 menit sebelum bel masuk berbunyi. Tidak lama kemudian, wiuwww.... bel masuk pun berbunyi. Saya dan teman-teman bersiap memasuki ruang kelas B 3.3 yang ruangannya tidak terlalu luas ± sekitar 8 x 7 m dengan jendela-jendelanya yang terbuka dan kita dapat langsung melihat pemandangan berupa perumahan bukit hijau yang bersebalahan dengan sekolah, papan tulis putih di depan kelas, dimana terdapat roll layar proyektor di atasnya, bangku guru yang sederhana, 2 speaker yang tergantung di atas yang mengapit 3 bingkai foto, yakni foto presiden dan wakil presiden serta satu gambar burung garuda di tengah tak lupa sebuah jam dinding di depan kelas, sertsebuah kamera CCTV di sudut kanan atas ruang kelas yang sejajar dengan pintu masuk kelas tersebut. Dengan bangku siswanya yang sudah lama dan terlihat banyak lubang dan coretan-coretan tangan nakal yang memenuhi permukaan bangku dan tembok-tembok kelas. Walaupun demikian, interaksi antar guru dan murid yang komunikatif membuat suasana kelas menjadi sangat kondusif dan nyaman. Dengan wajah-wajah ceria teman- teman, membuat guru dan murid menjadi lebih semangat memulai pelajaran pagi itu. Di kelas saya memiliki teman sebangku yang perawakannya kecil, berkerudung, dan kadang-kadang dia sangat unik dengan kekonyolannya. Sebut saja dia Winda. Dia lumayan baik, walaupun terkadang dia sering mengantuk di kelas dan kadang-kadang suka menghayal.            Namun hari ini dia terlihat berbeda, tidak seperti biasanya sejak pagi tadi dia terus tersenyum, mungkin karena kejadian kemarin saat dia mendapatkan kado ulang tahun berupa boneka pooh yang selama ini dia inginkan, dia mendapat kado itu dari teman dekatnya. Boneka itu sangat lucu dan dia sangat menyukainya. Dan senyum itu terus mengembang di wajahnya sampai pulang sekolah, dan dia terlihat manis dengan senyumnya itu.            

Monday 20 October 2014
Posted by Nur Huda

- Designed by Kelompok Tiga -