Archive for 2014

Deskripsi Pagi itu

Semilir udara masih terlalu dingin untuk dirasakan. Pantulan cahaya yang berasal dari ufuk timur masih belum terlalu menyilaukan. Ekspresi lusuh masih bisa ditemui pada wajah-wajah teman. Memang untuk masa-masa kelas 3 banyak sekali hal yang membuat siswanya tidak merasa bersemangat untuk datang ke sekolah.
                Terlebih lagi di sekolah ini, SMK PGRI 03 Malang khususnya yang berada pada departemen TIK. Momok bagi siswa karena setiap harinya dikejar oleh progres tugas akhir yang harus kelar pada pertengahan bulan November kelak. Bagi mereka yang sudah pandai dan berpengalaman selama prakerin pastinya tidak mengalami kesulitan. Namun keadaan mengerikan harus dialami oleh mereka yang kurang beruntung jika harus dihadapkan dengan berbagai deadline baik laporan maupun program. Memang, untuk menyelesaikan tugas yang satu ini para siswanya harus mengorbankan berbagai hal. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat kini harus digunakan untuk mengerjakan tugas akhir. Bukan itu saja yang harus dikerjakan, melainkan tugas harian yang lain juga pastinya harus kelar untuk mengisi nilai harian. Tentu, semua itu menjadi alasan mengapa kebanyakan siswa sekolah ini tidak bersemangat untuk sekolah.

                Bel sekolah kini berbunyi. Satu per satu guru pengajar datang ke kelas sesuai jadwal yang ditentukan. Sedikit demi sedikit teras kelas mulai kosong dari siswa yang dari tadi menunggu jam masuk kelas pada hari itu. Jam pelajaran pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah dilakukan pengabsenan oleh Pak Eko, beliau menginstruksikan kepada masing-masing siswa untuk membuat paragraf deskripsi. Tugas ini nantinya harus diposting di blog milik kelompok masing-masing. Sebagai kelompok yang baik, kami tentu mengerjakan tugas tersebut secara maksimal. Nah untuk itu, kami akan perlihatkan satu persatu hasil pekerjaan kami di bawah ini. Yang pertama ini adalah milik Della :

Udara dingin yang tidak begitu masih sedikit terasa. Teman-teman masih kelihatan segar dan bersemangat. Beberapa teman sambil berbincang-bincang menunggu di depan kelas. Terlihat kelas-kelas masih tertutup. Ruang guru masih sepi . jam dinding di depan kesiswaan menunjukkan angka enam. Satpam di sekolah sedang membuka pintu gerbang menuju tempat parkir,untuk memeriksa ikat pinggang siswa.
Sirik sekolah terdengar memekakkan telinga. Menandakan bahwa siswa harus segera masuk sekolah. Terlihat siswa terburu-buru menuju ruangan B.3.3. Ruang yang tidak begitu luas. Bertata meja dan kursi panjang. Papan tulis yang masih bersih dan diatasanya terdapat dua buah speaker aktif yang di tempel di tembok.
Kuambil tempat duduk depan papan tulis,sebangku dengan temanku yang bersama Zulfa Azizatul . seorang teman yang periang. Siapapun yang bersamanya pasti akan terhibur,termasuk aku. Dia berkerudung abu-abu,menambah kelihatan sangat cantik. Apalagi ketika tersenyum mambuat orang terpesona.
Hari ini Zulfa temanku,dia terlihat tidak seperti biasanya. Dia lebih ceria di bandingan hari-hari biasannya. Senyum selalu menghiasi wajah cantiknya. Raut wajahnya pun kelihatan berseri-seri. Tentu ada suatu hal yang menyebabkan dia seperti itu. Dia tambah lagi dengan cara berpakaian yang rapi dan menggunakan jilbab berwarna cream,dia tampak lebih berbeda. Pasti dia sedang menyimpan sesuatu.
Mungkin ini akibat tadi pagi dia baru saja bertemu dengan adik kelas yang dia sukai,Faldi namanya. Faldi ini adalah anak kelas 1 jurusan otomotif mobil. Dia terlihat keren,pantesan Zulfa terpikat saat melihatnya. Setiap pagi mereka bertemu di gedung B,entah membicarakan apa. Yang jelas Faldi telah membuat hari-hari Zulfa semakin indah dan bahagia.

Menarik bukan? Sekarang kita bergeser pada pekerjaan milik Fitri Yudhana 

                Waktu masih menunjukkan pukul delapan. Udara masih terasa dingin. Sinar matahari masuk ke celah-celah ventilasi untuk menghangatkan dan menerangi ruang kelasku. Terlihat teman-temanku yang sedang memperhatikan pelajaran dan ada beberapa juga yang masih telihat mengantuk dan juga ada beberapa anak yang berbincang-bincang dengan teman sebangkunya.
                Ruang kelasku adalah B3.3 yang berada di gedung B lantai 3 SMK PGRI 3 Malang. Ruang yang berukuran 8x9 meteran yang dapat menampung 40 siswa, cukup luas untuk siswa di kelasku ang hanya ada 32 siswa. Terdapat meja dan kursi kayu yang cukup tua dengan banyak coretan dan lubang yang membuatku sedikit tidak nyaman saat belajar. Ada jendela kaca yang sudah pecah dan ada juga jendela dengan kaca yang sangat berdebu, membuat ruangan ini terlihat jrang terawat.
                Kuambil tempat duduk paling depan, nomor dua dari kanan, sebangku dengan temanku sebut saja Ivan. Seorang teman yang konyol dan apapun yang dikatakan atau dilakukannya pasti akan tertawa. Kebiasaannya yang suka terkejut membuat aku terhibur ketika duduk bersebelahan dengannya. Sepasang matanya yang agak sipit dengan bulu mata yang lentik dan wajahnya yang oval dengan kumis tipis semakin menjadikannya terlihat konyol. Rambutnya yang cepak hampir gundul membuat dia tidak cocok dengan potongan rambut seperti itu.
                Tidak ada yang terlihat menonjol dari dia setiap hari, hanya saja dia terlihat berbeda dengan sikapnya hari ini. Wajahnya terlihat memerah ketika teman-teman sekelasku mengejek foto profil dirinya yang dipasang di akun jejaring sosialnya, facebook. Kami semua mengejeknya karena dia menggunakan foto salah satu anggota boyband Smash, yaitu Rafael. Dia terlihat malu saat kami mengejeknya.
                Ivan.. ivan.. mungkin hari ini memang hari sialmu.

Keren kan? Sekarang kita bergeser lagi ke pekerjaan milik Refian 
Di jalan raya banyak yang berangkat bekerja dan ke sekolah. Matahari masih berada di ufuk Timur yang masih belum terlalu tinggi. Kulihat jam temanku masih mununjukkan angka setengah yujuh. Udara dingin yang tidak begitu beku dan wajah temanku masiih segar begitu juga semangatya.Beberpa teman sambil berbincang di depan kelas menunggu suara sirine berbunyi. Teeeeeeeetttt........ sirine sekolah telah berbunyi tanda masuk pembelajaran. Aneh setiap aku mendengar sirie ini aku selalu teringat penjara-penjara B.3.3 sebuah ruangan lantai tiga diarea gedung B SMK PGRI 03 Malang. Sebuah ruangan berukuran 8 x 9 meteran. Pada saat baru membuka pintu udaranya terasa sangat dingin karena jendela tidak ada kaca.
                Papan tulis putih di depan kelas masih bersih belum ada goresan spidol. Meja dan kursi tertata rapi tetapi banyak yang berlubang. Meja guru yang bearada di pojok ruangan. Dua sound system yang masih aktif dan ditengah -  tengahnya da foto presiden RI dan wakil presiden RI yang tertata rapi. Atapnya miring kesamping. Di belakang pintu ada tempat gantungan sapu yang tidak di gunakan. Kuambil tempat duduk nomor 3 dari depan sebelah kanan yang jauh dari jendela, sebangku dengan temanku yang bernama Ryan Afrizal Y. Tetapi panggilannya Icang. Seorang teman yang periang siapapun yang bersamanya pasti akan selalu terhibur. Bibirnya yang “DOWEH” dengan wajah yang selalu mengantuk saat pelajaran. Badannya yang tidak terlalu gemuk dan juga tinggi. Rambutnya standar  1 cm.
                Ada yang menarik pada wajah Icang hari ini. Biasanya ia juga senyum selalu tapi ada yang menjagal pada senyuman hari ini menghiasi wajahnya yang bulat telor. Raut awajahnya pun terlihat berseri – seri. Pasti ia sedang menyimpan sesuatu yang belum ia ceritakan kepadaku. Selainitu jelas terlihat juga semangatnya untuk belajar pada pelajaran hari ini. Mungkin ini akibat peristiwa kemaren malam yang baru saja mendapatkan pacaryang di idamkan. Ia berpacarn dengan anak jurusan TKJ yang namanya Hami. Icang belum terlalu lama mengenal dia.
                Icang, Icang semoga kali ini kamu langgeng sama pacar kau yang baru, tidak seperti yang telah terjadi kemaren sama anak Smunjun.

Selanjutnya ada pekerjaan milik Nur Huda

Bel pertama sekolah untuk hari ini baru saja berbunyi. Bagi mereka yang sudah berada di dalam sekolah tentu tidak ada masalah. Mereka yang sedang mengerjakan tugas berpikir, pasti bapak ibu guru datang dalam waktu 5 menit lagi. Tak masalah jika yang dikerjakan tinggal sedikit lagi. Apalagi mereka yang sedang berbincang-bincang, waktu akan terlihat jika kelas telah dibuka.
Suasana berbeda akan terasa bagi mereka yng masih berada di luar sekolah. Kemampuan terpendam yang ada akan dikeluarkan semaksimal mungkin. Gas pol bukan masalah selama gerbang masih terbuka. Sprint menjadi hal yang tidak hanya dilakukan pada jam olahraga saja. Tak peduli bagi siswa maupun siswi, yang terpenting tidak masuk kelas dengan membawa secarik surat bertanda kesiswaan.
Pintu kelas terbuka lebar menyambut pelaku ilmu yang datang pada hari itu. Kuhitung satu deret belok kiri dan kupilih baris kedua pada posisi sebelah kiri. Sembari menunggu penghuni lain mempersiapkan diri, kusiapkan buku tulis dan materi. Bapak guru jam pertama pun berdiri dan mengabsen siswa dan siswi. Terhitung empat dari 32 siswa tidak menampakkan diri. Alasan ketiganya sama, keperluan khusus untuk berlatih lomba. Satu yang berbeda, haurs beristirahat dan tetap di rumah.
Absensi selesai dilakukan. Kini sang guru berganti kegiatan. Satu persatu alat presentasi ditata rapi di depan kelas. Tentu saja berkonsekuensi kelas menjadi ramai. Beberapa siswa sibuk kembali berbincang-bincang. Beberapa ada juga yang sedang menerka apa yang nanti akan ditampilkan. Kualihkan pandangan ke jendela. Terkesan aneh memang sekolah ini. Beberapa anak jendela tidak sedang berada pada posisi semestinya. Kemungkinan besar pecah kemudian jatuh ke luar ruangan. Kutoleh arah jam 3 penasaran jam berapa sekarang. Pukul 7 lewat 30 menit. Ada yang salah. Ku cari mesin penunjuk waktu yang lain. Masih pukul 7 lewat 15 rupanya,  lebih lambat 15 menit. Dari situ, diambil kesimpulan yakni jam kelas ini terlalu cepat 15 menit. Tentu saja, tak hanya kelas ini yang seperti itu, jam yang ada di kelas-kelas lain mungkin juga dalam kondisi yang sama.
Kukecilkan sudut pandangku sebanyak 3 baris meja. Seorang teman duduk tepat di sampingku. Terlihat kurus perawakannya namun dengan badang yang tergolong tinggi. Jika sedang duduk, memang tingginya tak jauh berbeda dariku. Rambutnya standar 1 cm layaknya siswa putra di sekolah ini. Aku bersin. Memang daritadi ada aroma wangi yang sedikit membuat hidungku gatal. Bau parfum permen karet dicampur aroma mint. Bukan kombinasi yang baik memang. Namun tak masalah, akhirnya kutemukan sumber masalahku.
Bau permen karet agak sedikit reda namun masih terasa. Aroma mint semakin kuat. Baru saja dia sekali lagi menyemprot parfum mint bermerk GATSBY dengan tingkah bangga. Senyumnya terlihat lebar sehingga beberapa giginya nampak dari luar. Pipinya mengembang ke kanan maupun ke kiri sembari melempar pandangan ke arahku. Selang beberapa detik, kata-kata “wangi kan ?” terlontar dari mulutnya.
Tak mau kata-kata temanku itu mubadzir, akhirnya kutimpal dengan bertanya perihal ada apakah tak biasanya ia berparfum. Dia menjelaskan ringan bahwa untuk menghilangkan aroma parfum sebelumnya. Memang aroma permen karet kurang berkenan di hidungnya. Kembali satu semprotan lagi-lagi bersarang di seragamnya.
Memang konyol tingkah temanku yang satu ini. setiap hari tak jarang dia berulah. Sekali lagi, kini kurubah lagi sudut pandanganku menuju bapak guru yang selesai dengan persiapannya untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dimulai. Semoga suasana seperti ini bisa terulang suatu saat nanti.
Terakhir adalah pekerjaan milik Anggia,
            Pagi itu ketika sampai di sekolah, jam sekolah sudah menunjukkan pukul 06.45 a.m yang berarti bel sekolah akan berbunyi 5 menit kemudian. Beberapa staff kesiswaan beserta kepala sekolah sudah berjajar di halaman depan sekolah untuk melakukan kegiatan rutin setiap paginya yakni sebelum memasuki gerbang sekolah, para siswa diwajibkan berjabat  tangan dengan para staff yang telah berjajar di depan halaman sekolah.            Tidak hanya itu, para staff juga memeriksa tampilan diri siswa mulai dari kelengkapan seragam, potongan rambut, hingga kerapian siswa. Setelah itu, barulah siswa diperbolehkan masuk ke halaman sekolah apabila tampilan dirinya sudah sesuai dengan di SMK PGRI 03 Malang.
            Setelah saya berada di halaman sekolah, saya segera menuju ke ruang kelas saya yang berada di gedung B, tepatnya di ruang B 3.3, saya sampai di depan kelas 3 menit sebelum bel masuk berbunyi. Tidak lama kemudian, wiuwww.... bel masuk pun berbunyi. Saya dan teman-teman bersiap memasuki ruang kelas B 3.3 yang ruangannya tidak terlalu luas ± sekitar 8 x 7 m dengan jendela-jendelanya yang terbuka dan kita dapat langsung melihat pemandangan berupa perumahan bukit hijau yang bersebalahan dengan sekolah, papan tulis putih di depan kelas, dimana terdapat roll layar proyektor di atasnya, bangku guru yang sederhana, 2 speaker yang tergantung di atas yang mengapit 3 bingkai foto, yakni foto presiden dan wakil presiden serta satu gambar burung garuda di tengah tak lupa sebuah jam dinding di depan kelas, sertsebuah kamera CCTV di sudut kanan atas ruang kelas yang sejajar dengan pintu masuk kelas tersebut. Dengan bangku siswanya yang sudah lama dan terlihat banyak lubang dan coretan-coretan tangan nakal yang memenuhi permukaan bangku dan tembok-tembok kelas. Walaupun demikian, interaksi antar guru dan murid yang komunikatif membuat suasana kelas menjadi sangat kondusif dan nyaman. Dengan wajah-wajah ceria teman- teman, membuat guru dan murid menjadi lebih semangat memulai pelajaran pagi itu. Di kelas saya memiliki teman sebangku yang perawakannya kecil, berkerudung, dan kadang-kadang dia sangat unik dengan kekonyolannya. Sebut saja dia Winda. Dia lumayan baik, walaupun terkadang dia sering mengantuk di kelas dan kadang-kadang suka menghayal.            Namun hari ini dia terlihat berbeda, tidak seperti biasanya sejak pagi tadi dia terus tersenyum, mungkin karena kejadian kemarin saat dia mendapatkan kado ulang tahun berupa boneka pooh yang selama ini dia inginkan, dia mendapat kado itu dari teman dekatnya. Boneka itu sangat lucu dan dia sangat menyukainya. Dan senyum itu terus mengembang di wajahnya sampai pulang sekolah, dan dia terlihat manis dengan senyumnya itu.            

Monday 20 October 2014
Posted by Nur Huda

Membuat Laporan Perjalanan

Tur DKI di Akhir Masa Prakerin

Oleh : Muhammad Nur Huda

Hari itu adalah hari Sabtu tanggal 22 Juni 2014. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, kami yang berjumlah 10 orang akan pergi ke Jakarta untuk berjalan-jalan serta membeli oleh-oleh karena pada tanggal 26 juni program praktek kerja industri telah selesai dan mengharuskan kami untuk kembali ke Kota Malang. Oleh karena itu kami harus memanfaatkan kesempatan 2 hari tersebut secara maksimal.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB. Saat itu sudah mulai masuk waktu dhuhur. Diantara kami banyak yang merasa cemas. Betapa tidak, sesuai rencana seharusnya pakaian yang seharusnya bisa kering selama kami pergi kemungkinan besar tidak akan kering pada waktunya. Kala itu cuaca sedang mendung pekat dan banyak sekali pakaian yang harus kering dalam waktu 3 hari. Kembali ke rencana kami untuk pergi ke Kota Jakarta. Sekali lagi karena tidak ada waktu lagi untuk melakukan kegiatan yang sama, akhirnya kami memutuskan untuk tetapi pergi walaupun hari mulai gerimis.

Perjalanan kami pertama kali dimulai dengan memasuki sebuah angkot jurusan sangiang. Sebenarnya jika kami mau berhemat, maka opsi ini tidak perlu dilakukan. Jarak antara perumahan kami dengan pertigaan sangiang tidak lebih dari 500 meter. Namun karena cuaca sedang hujan, kami memutuskan untuk tetap naik angkot. 

Tidak lebih dari 10 menit kami sampai di transit di titik pertama. Tidak sampai pertigaan yang dimaksud kami sudah turun. Kami berteduh di emper sebuah toko sembari menunggu hujan reda. Memang hari itu bukan hari yang baik, namun jika kami memutuskan untuk tetap tinggal, maka akan menjadi hari yang lebih buruk lagi. 

25 menit berlalu dan intensitas air mulai menurun. Hujan sedikit reda, kami berjalan menuju tempat ngetem angkot dengan jurusan kalideres. Angkot dengan warna putih hijau ini mempunyai trayek dari Kutabumi Tangerang ke Kalideres Jakarta Barat. Kesan yang didapat adalah macet. Wajar, saat itu adalah hari sabtu dimana banyak orang yang bekerja di jakarta pulang ke kota penyangga lain seperti Tangerang. Selain itu karena banyak pkl dan pedagang pasar yang berjualan di sepanjang pasar. 

Pukul 14.00 kami tiba di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Karena kami akan pergi ke kota tua, maka terdapat 2 opsi yang bisa dipilih. Naik metromini atau naik transjakarta. Untuk alasan biaya dan kenyamanan kami memilih transjakarta. Dengan modal Rp. 3500 kita bisa berkeliling jakarta menggunakan bus transjakarta selama kita tidak keluar dari halte bus. Kita cukup transit dari satu koridor ke koridor lain jika berada di halte. Karena kebetulan tujuan kami kota tua, kami harus menuju halte bus Harmoni untuk transit ke koridor 1 jurusan blok M – kota. Waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Pukul 15.30 kami sampai di halte bus kota, tak jauh dari tujuan kami. Karena baru pertama kali, ternyata untuk keluar dari halte kami tidak bisa langsung menuju jalan raya karena untuk keluar kami harus melewati terowongan bawah tanah secara melingkar. Tak disangka ternyata memerlukan jarak yang cukup jauh. Di bawah kami menemukan toilet dan mushola. Karena memang sudah waktu asar, kami mampir untuk menunaikan ibadah sholat asar dan beristirahat.

30 menit berlalu kami kemudian berkeliling di kawasan kota tua. Kala itu sedang ada acara jakarta festival di tempat tersebut. Banyak sekali hiasan dan acara hiburan yang disediakan. Setelah makan di utara kawasan kota tua, kami berjalan-jalan di sekitar kawasan tersebut. Membeli beberapa souvenir dan mengambil beberapa fot o bersama. Kegiatan tersebut kami lakukan hingga waktu maghrib tiba.

Waktu isya hampir tiba, setelah menunaikan ibadah sholat maghrib kami bergegas menuju halte kota untuk menuju monas dengan naik transjakarta lagi. Saat itu adalah ulang tahun jakarta, tidak seperti saat kami berangkat tadi dimana diharuskan membayar Rp. 3500 untuk sekali naik. Kali ini untuk naik transjakarta koridor 1,3, dan 5 tidak dikenakan biaya. Program tersebut digelar selama 2 hari ke depan. Terlihat menyenangkan sepertinya, namun konsekuensinya operasional bus transjakarta menjadi semrawut. 

Bayangkan saja, untuk menunggu satu bus transjakarta untuk kembali ke monas kami harus menunggu selama kurang lebih 1,5 jam. Dalam waktu tunggu tersebut, kondisi halte adalah dipenuhi oleh juga orang-orang yang akan bepergian menggunakan fasilitas yang sama. Udara yang panas dan ketidaktersedianya air minum menambah beban yang harus ditanggung. Semuanya menjadi kelelahan. Di dalam bus, kami juga harus berdiri seperti penumpang yang lainnya.

Dalam perjalanan ternyata bus tidak melwati rute yang seharusnya, sebenarnya jika di kondisi normal bus akan melewati monas dan kami akan turun di halte monas, ternyata jalur tersebut dipotong sehingga kami harus turun di halte pasar senen. Hal itu karena ada penyetopan jalur untuk acara ultah Ibukota Jakarta.

Jam menunjukkan pukul 9 malam, dalam kondisi payah kami harus mencari bus dengan jurusan harmoni atau halte yang lebih dekat dengan harmoni. Sebuah bus datang, karena tidak muat akhirnya kami terpisah. Saya sendiri dengan 2 orang lainnya sudah masuk ke dalam bus, namun tidak dengan 7 orang yang lain. Bingung. Akhirnya kami memutuskan untuk turun di halte pancoran kalau tidak salah. Halte tersebut adalah halte yang berada di sebelah utara istiqlal. Istiqlal sendiri berada di utara monas. Cukup dekat memang. Kami sepakat mengubah rencana dengan bermalam di Istiqlal.

Pukul 9.30 malam kami sampai di gerbang Istiqlal. Tak disangka ternyata pukul 10.00 gerbang harus sudah ditutup dan dikunci. Kami kembali bingung. Sembari menunggu teman-teman yang terpisah kami beristirahat, mandi, dan sholat isya di masjid tersebut. Kondisi kembali berubah lagi ketika teman-teman yang tertinggal ternyata sudah berada di monas. Rencana bermalam di Istiqlal batal, diganti dengan bermalam di monas. Meskipun kami bertiga sudah berada di monas namun tak lantas kami langsung bertemu dengan teman-teman kami. Setelah hampir 2 jam kami berputar-putar akhirnya kami bisa bertemu. 

Waktu itu menunjukkan pukul 13.00. Tinggal lelah dan lapar yang ada. Mengambil beberapa gambar untuk kenangan dan akhirnya kami satu per satu tidur beralaskan terpal milik pedagang kaki lima yang ada. Namun tidak semuanya yang tidur. Masih ada 2 teman kami yang berjaga sehingga tidak cukup untuk mengamankan teman lain yang sedang tertidur. 

Hari mulai beranjak pagi, waktu menunjukkan pukul 3.30. Masih belum memasuki waktu shubuh. Satu persatu dari kami terbangun. Sesuai rencana kami menuju masjid istiqlal lagi untuk menunaikan sholat shubuh serta mandi. Di sana kami bisa beristirahat dengan agak nyaman karena kondisi tempat yang tenang sambil menunggu waktu shubuh tiba. Pukul 05.00 kami berkemas kemas kemudian membeli beberapa oleh-oleh di kawasan monas. Di sana kami juga bisa melihat calon presiden jokowi berorasi dalam acara gerak jalan sehat. Cukup kagum karena bisa melihat sosoknya dari jarak dekat. Setelah itu karena transjakarta masih gratis dan kesempatan terakhir menjelajah jakarta, kami memutuskan untuk menyusuri kawasan blok M. Sama seperti kemarin, halte masih penuh dengan antrian puluhan orang. Perjalanan menuju blok M memakan waktu hampir 2 jam. Hal ini dikarenakan kemacetan yang terjadi di daerah bundaran HI.

Pukul 10.00 pagi kami sampai di kawasan blok M, kami berkeliling untuk melanjutkan membeli beberapa barang. Ada yang membeli baju, sepatu, sabuk, celana, dan barang lainnya. Kami berkeliling sampai kami puas. Belum sampai 1 jam kami sudah puas, akhirnya kami kembali menaiki bus transjakarta untuk menuju ke tempat grosir terbesar yakni pasar tanah abang. Perjalanan kira-kira membutuhkan waktu sekitar 1 jam. 

Tepat saat adzan dhuhur kami sampai di blok E pasar tanah abang. Kami menyempatkan diri untuk makan siang kemudian sholat dhuhur. Setelah itu kami mengunjungi blok E dan blok G. Di sela-sela perjalanan kami juga mengunjungi pasar kaget yang ada di sana. Selama 2 jam berkeliling dan membeli beberapa barang yang belum terbeli kami memutuskan untuk pulang. Pukul 14.30 kami kembali menuju halte untuk pulang ke rumah sementara kami di tangerang.

Demikian perjalanan kami selama 2 hari di Jakarta terhitung mulai tanggal 22 – 23 Juni 2014. Terima kasih.


Perjalanan ke Jogjakarta

Oleh : Refian Ramandaka

Pada hari Sabtu, 21 Desember 2009 kami berangkat menuju Jogjakarta pada pukul 21.00. Pada hari Minggu, 22 Desember 2009 subuh,kami istirahat di Masjid Pekalongan,lalu melanjutkan perjalanan kembali.

Sampai di Jogjakarta langsung mengunjungi Candi Borobudur. Di Borobudur,kami melihat patung-patung secara detail,ada banyak patung disana,ada beberapa patung yang kepalanya tidak ada karna ditelan usia.

Borobudur adalah nama sebuah candiBuddha yang terletak di Borobudur,Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.

Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra(sikap tangan) Dharmachakra mudra(memutar roda dharma).

Ada juga patung singa. Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.

Setelah ke Candi terus aku melajutkan ke Monumen Jogja Kembali (Monjali). Monjali berada di Jln Lingkar Utara (Ring Road Utara), Yogyakarta, antara Jln. Lingkar Utama, Jln. Plagan Tentara Pelajar dan Jln Monjali. Monjali didirikan 29 Juni 1985 dengan peletakan batu pertama dan penanaman kepala kerbau oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII.

Dis adalah berupa bangunan yang terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama terdapat 4 museum yang menyimpan benda-benda bersejarah seperti senjata, mesin ketik, telepon dan sebagainya. Di lantai ini pula terdapat perpustakaan yang kebanyakan berisi buku-buku ensiklopedia. Selain itu terdapat pula ruang pemandu dan, ruang pengelola dan ruang serba guna. bagian luar terdapat pula kolam yang mengelilingi bangunan utama Monjali.

Di lantai kedua terdapat ruang diorama yang mengisahkan perjuangan bangsa Indonesia ketika Belanda menghianati perjanjian Reville hingga terjadilah peristiwa yang sangat bersejarah yaitu Serangan Umum 1 Maret. Di sekeliling bagian luar lantai 2 terdapat pula relief yang kurang lebih menceritakan hal yang sama dengan diorama di dalam. Setidaknya terdapat sekitar 40 relief yang diukir di sekeliling tembok lantai 2 bagian luar.

Salah satu pahatan di lantai 3 Lan Lantai ketiga adalah lantai khusus yang mendoakan para pahlawan yang gugur dan ruang tersebut dinamakan dengan ruang Garbha Graha. Di ruang ini terdapat pahatan yang berukuran besar yang di pahat di dinding ruang. Di tengah ruang terdapat tiang bendera temapt dimana bendera Merah Putih berkibar. Di sisi lain juga terdapat ukiran dari tulisan man presiden Suharto.

Ukiran Nama Pahlawan Yang GugurDi Diluar bangungan utama Monjali terdapat sekitar 422 nama Pahalawan yang terukir yang merupakan Pahlawan yang gugur selama Clash Kedua terhitung dari tanggal 19 Desember 1948 – 29 Juni 1949. Selain itu terdapat pula replika pesawat Cureng yang merupakan sumbangan dari TNI Angkatan Udara.

Peresmian MonjaliMenurut Pak Ngatino yang telah bekerja selama 21 tahun di Monjali. Monjali merupakan ide dan gagasan dari para pejuang kemerdekaan yang masih ada, salah satunya adalah kolonel Soegiarto. Pada saat itu Presiden Suharto bertindak sebagai penanggung jawab pembangunan Monjali, sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono bertindak sebagi orang yang mencarikan lokasi untuk Monjali. Menurut beliau Monjali menghabiskan dana sekitar Rp.9 Miliar untuk pembangunannya. Monjadi sendiri diresmikan dan dibuka untuk publik pada tanggal 6 Juli 1989 oleh mantan presiden Suharto.

Dalam rangka mengenalkan masyarakat tentang dunia penerbangan dan kekuatan angkatan udara Indonesia maka TNI AU membuat museum dirgantara yang diresmikan 4 April 1969 di Jakarta. Akan tetapi atas berbagai pertimbangan maka museum ini dipindahkan ke Yogyakarta ( 29 Juli 1978). Sampai saat ini MUSEUM DIRGANTARA MANDALA terdapat lebih 10.000 koleksi alutsista dan 40 pesawat terbang dari negara barat sampai timur.

Dirgantara berbagai koleksi tersebut antara lain pesawat WEL RI X, yang merupakan pesawat produksi pertama putra putri Indonesia tahun 1948 oleh Biro Rencana dan Konstruksi, Seksi Percobaan Pembuatan Pesawat Terbang, Magetan, Madiun. Pesawat ini menggunakan mesin Harley Davidson 2 Silinder tahun 1928. Lalu Pesawat Pembom Guntai direbut dari Jepang ketika Belanda melakukan blokade terhadap dirgantara Indonesia, pesawat ini juga melaksanakan pemboman terhadap lawan di Semarang tanggal 29 Juli 1947. dan lain sebagainya.

Tempat terakhir yang dikunjungi yaitu Malioboro.Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal. Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.

Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.

Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya. Tapi setelah setengah jam keliling-keliling, akhirnya dapat juga oleh-oleh.
Friday 26 September 2014
Posted by Nur Huda

Membuat Otobiografi


Mendaftar di SMK PGRI 03 Malang


Oleh : Muhammad Nur Huda

Hari itu, tanggal 22 Januari 2012 pukul 13.00 WIB adalah waktu pulang bagi siswa SMP Negeri 1 Batu. Seperti biasa saya berjalan ke arah selatan seusai melewati gerbang sekolah untuk naik angkutan umum jurusan Batu – Songgoriti dengan letter B. Angkutan tersebut punya rute yang paling dekat dengan rumah saat saya turun. Namun tak biasanya saat saya melewati gerbang. Ada 3 orang berseragam kemeja sedang membagikan brosur pendaftaran siswa baru.”SMK PGRI 03 Malang, kerja aja bisa apalagi kuliah”. Wah, ada yang menarik dengan kalimat yang satu ini. Memang saat itu saya sedang duduk di kelas 9 dan tandanya saya harus mencari sekolah baru saat saya lulus nanti. Kebiasaan untuk membuang brosur pemberian orang yang tidak dikenal akhirnya mendapat pengecualian saat itu.

Sambil berjalan sesekali terbaca isi dari brosur tersebut. Ada 10 kelas industri, pelatihan mengemudi, mendapat tas, dan lain sebagainya. Benar-benar tawaran yang cukup menarik. Kembali teringat teman-teman di lingkungan rumah yang mayoritas juga lulusan sekolah yang satu ini. Kembali berangan-angan, teman bermain saat kecil ternyata sekarang sudah bekerja di Batam. Memang dia 3 angkatan diatasku. Bergeser dengan yang lebih muda, ternyata sekarang sudah kuliah di politeknik malang. Di sisi lain ada juga yang kuliah entah dimana, tapi mengambil jurusan tentang pendidikan sipil. Ada juga yang memilih dropout untuk menikahi seorang gadis sebayanya. Bervariasi memang, tidak selalu bekerja namun ada juga yang kuliah bahkan menikah. 

Setibanya di rumah, aku mulai berkonsultasi dengan kedua orang tua. Memang sebagai orang tua ayah punya kerabat yang kebanyakan putra-putrinya juga bersekolah di SMK PGRI 03 Malang. Kali ini berbeda jika dilihat dari sudut pandang ayah. Kebanyakan dari mereka saat lulus dari SMK ini mendapat pekerjaan yang layak namun dengan catatan lokasi pekerjaan yang sangat jauh misalnya di Sumatra, Jakarta, Kalimantan, bahkan ada yang sampai mendarat di tanah Papua. Keren memang, namun jika dipikirkan ngeri juga harus bekerja dengan jauh dari orang tua. Kembali ke cerita ayah, banyak juga dari mereka yang sedang menempuh kegiatan prakerin malah harus dropout dari sekolah karena masalah tertentu. Belum lagi ada juga yang baru beberapa bulan di sana sudah mendapat surat pindah sekolah. Wah, sekolah ini memang benar-benar menjalankan mottonya, “Success By Discipline”.

Satu lagi keunikan dari sekolah ini. Bagi siswa laki-laki, ternyata ada kewajiban untuk mencukur rambut mereka dengan ukuran yang ditentukan yakni rata 1 cm. Entah apa alasan dari peraturan tersebut namun memang sangat berbeda dengan sekolah swasta sejenis. 

Sebenarnya ada 3 sekolah yang menjadi kandidat setelah lulus nanti. Ada SMK PGRI 03 Malang, SMK Telkom Sandy Putra Malang, dan SMKN 1 Singosari. Satu sekolah negeri dan dua sekolah swasta. Menarik, SMK Telkom Sandy Putra Malang terkenal dengan sistem sekolahnya yang baik dan memang menjadi sekolah unggulan untuk jurusan IT. Tak kalah dengan SMKN 1 Singosari. Namun dari 2 sekolah tersebut, SMK Telkom Sandy Putra Malang gugur menjadi pilihan karena factor keuangan. Bayangkan saja untuk pendaftaran awal dibutuhkan dana sekitar 8 juta. Sangat tidak sesuai dengan kondisi keuangan keluarga saya sendiri. SMKN 1 Singosari juga gugur menjadi pilihan karena letak sekolah yang terlalu jauh dari rumah. Akhirnya pilihan jatuh kepada SMK PGRI 03 Malang. Entah apa yang saya pikirkan saat itu, saya begitu tertarik dengan kedisiplinan yang ditawarkan. Menarik untuk dicoba. Di sisi lain, uang masuk dan SPP perbulan juga terhitung lebih murah dari yang lain. Sedangkan untuk jarak sekolah lumayan karena SMK PGRI 03 Malang ini terletak cukup dekat dengan terminal landungsari dimana terdapat bus Puspa Indah yang memang mempunyai rute yang dekat dengan rumah. Teman-teman yang lain ternyata juga banyak yang menjatuhkan pilihan ke SMK PGRI 03 Malang.

Hari silih berganti, tryout demi tryout satu demi satu terselesaikan. Hari itu adalah tanggal 14 Februari 2012. Fotokopi rapor 5 semester dengan legalisir sudah ada di tangan, blanko pendaftaran juga sudah didapat. Berangkatlah aku dengan dibonceng ayah menuju sekolah ini untuk melakukan pendaftaran. Begitu sampai di halaman SMK PGRI 03 Malang, kesan pertama yang didapat adalah memang sekolah ini cukup diancungi jempol. Baru memarkir kendaraan sudah disambut oleh seorang satpam dengan menanyakan keperluan. Akhirnya kami diantar ke tempat pendafataran karena memang hanya itu niat kami. Disana melakukan beberapa tes kesehatan seperti tes buta warna, tes rabun jauh, dan tes tinggi serta berat badan. Tak ada yang sulit karena memang jalur yang ditempuh adalah jalur PPA. Maka dari itu nilai rapor ditentukan. Berbeda dengan jalur regular yang mengharuskan calon siswa untuk komputer. Kurang lebih dari 1 jam proses pendaftaran selesai, tinggal menunggu pengumuman.

Satu bulan berjalan, frekuensi tryout semakin banyak dilakukan untuk persiapan ujian nasional. Tidak ketinggalan jam pelajaran tambahan yang dilakukan saat sebelum dan sesudah jam normal sekolah. Hari yang sangat sibuk saat itu dan juga melelahkan. Akhirnya tiba saat pengumuman diterima/tidaknya calon siswa dari gelombang ppa tahap 1. Saat itu bukan saya sendiri yang mengambil pengumuman teresbut, melainkan ayah saya. Bukannya tidak mau mengambil namun karena terbentur dengan kegiatan sekolah yang penting maka keputusan itulah yang diambil. Saat saya tiba di rumah, dan Alhamdulillah disana terdapat selembar kertas berwarna pink dan hijau yang menerangkan saya diterima bersekolah di sana. Akhirnya selesai sudah proses memilih sekolah yang penuh pertimbangan.

Satu lagi bulan yang berlalu. Hari itu adalah minggu ketiga dari bulan April. Selama 3 hari kami sebagai siswa sekolah menegah pertama menjalani ujian nasional. Setelah melewati hari-hari dengan belajar, berlatih dan berdoa datanglah hari tersebut. Hari pertama adalah pelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran yang cukup membingungkan karena jawaban yang disediakan adalah mirip antara satu dengan yang lain. Selain itu bacaan yang disediakan juga tidak bisa dikatakan pendek. Terkadang satu soal menghabiskan sampai satu halaman. Kesabaran dan ketelitian menjadi kunci mengerjakan soal-soal tersebut.

Hari pertama berlalu, kini datang mata pelajaran kedua yakni Matematika. Pelajaran satu ini menjadi pelajaran yang cukup ditakuti oleh sebagian besar siswa karena banyak sulitnya perhitungan yang dilakukan serta banyak juga rumus yang harus dihafalkan. Sekali lagi ketelitian dan hafalan rumus sangat diperlukan.

Hari terakhir ujian nasional akhirnya tiba. Kali ini adalah mata pelajaran IPA yang diujikan. Tak terlalu sulit juga tidak terlalu mudah. Namun ketelitian dan pemahaman materi sangat diperlukan. Terdapat beberapa perhitungan yang harus dilakukan untuk soal-soal fisika. Mungkin ini adalah kombinasi soal dari 2 hari yang lalu. 

Akhirnya 3 hari penentuan sudah bisa dilewati dengan lancar. 2 bulan kedepan hari demi hari adalah digunakan untuk menunggu pengumuman kelulusan. Tidak ada hal yang berarti untuk dilakukan. Hari itu minggu kedua dari bulan Mei dan pada hari itu juga adalah hari untuk melakukan pengukuran segaram di sekolah yang baru. Saya dan empat teman lainnya bersama-sama naik bus Puspa Indah untuk berangkat ke sekolah tersebut. Suasana baru dapat dinikmati. Ternyata lelah juga jika setiap hari harus naik bus untuk berangkat sekolah. Mungkin juga karena memang saat itu baru pertama kalinya. Tidak lebih dari 1 jam proses pengukuran seragam sekolah sudah selesai. Kami memutuskan untuk pulang. Namun kali ini kami ingin mencoba untuk pulang dengan angkutan kota. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa naik angkutan kota lebih tidak nyaman disbanding naik bus, disamping itu waktu tempuh yang dibutuhkan juga lebih panjang. 

1 bulan kembali berlalu. Hari ini pengumuman kelulusan. Satu acara yang dimulai dari pukul 8 hingga pukul 1 siang dilakukan. Mulai dari sambutan-sambutan, berbagai pertunjukan, pengumuman kelulusan hingga, pembagian ijazah. Dan Alhamdulillah saya lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. 

Kini tiba saatnya mulai menjalani pendidikan di sekolah yang baru. Hari itu adalah hari sabtu di minggu pertama bulan juni. Semua siswa diharapkan berkumpul untuk pembekalan MOS yang akan dilakukan selama 1 minggu ke depan. Pembagian seragam olahraga dan seragam mos dilakukan. Tak ketinggalan tas yang dijanjikan juga diberikan. Acara berlangsung hingga pukul 11. Banyak siswa yang masih belum sesuai dengan peraturan SMK yang mewajibkan siswanya untuk mencukur rambut sesuai ketentuan. Oleh karenanya banyak juga yang harus terlebih dahulu menyelesaikan urusannya dengan pihak sekolah. Ternyata memang benar apa yang dibicarakan dari mulut ke mulut tentang peraturan sekolah ini. Disiplin iya, gundul iya, dan yang pastinya sangat menuntut untuk taat kepada peraturan. Dan yang terpenting kini saya sendiri masih menjadi bagian dari sekolah ini hingga saat ini.


Otobiografi Saya

Oleh : Refian Ramandaka



Nama saya Refian Ramandaka panggilanku Refian atau Gantrong lahir di Batu, 17 Desember 1996. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah dan ibu saya seorang pengusaha swasta. Ayah dan ibu sya selalu menyayangi saya sejak kecil. Meskipun saya anak pertama, bukan berarti saya tidak di sayang.

Pada umur 5 tahun, saya sudah masuk ke TK MI Thorikul Huda. Disamping diajari membaca dan menulis saya juga diajari menjadi anak yang mandiri terbukti saya yang berani berangkat dan pulang dari sekolah sendiri tanpa dijembut orang tua.

Pada umur 6 tahun, saya sudah ingin masuk ke Sekolah Dasar. Meskipun kedua orang tua saya tidak mengizinkannya karena mereka menganggap untuk masuk ke SD harus berumur 7 tahun. Tapi berkat keinginan kuat saya supaya masuk SD, akhirnya saya benar- benar menjadi siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Batu.

Selama di SD saya diajarkan berbagai pengetahuan umum. Seperti Matematika, Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris dan sebagainya. Saya juga dibekali oleh pengetahuan sosial.

Pada umur 11 tahun, ke SMPN 06 Batu. Disana saya bertemu dengan kawan masa kecil saya dan bertemu dengan teman-teman baru yang luar biasa. Di SMP saya diajarkan pengetahuan umum yang lebih mendalam seperti Fisika, Biologi, Matematika dan sebagainya. Dan pelajaran yang sulit saya serap adalah Matematika tapi saya masih tertolong dengan pelajaran lain yang saya kuasai. Di SMP saya jarang mengikuti even di luar sekolah karena saya aktif di organisasi dan ekstrakulikuler. Di SMP juga saya telah mengenal persahabatan, cinta, dan persaingan. Dan hal itulah yang sulit saya lupakan.

Pada umur 14 tahun, saya Masuk ke SMK PGRI 3 Malang. Saya sangat senang karena dapat masuk ke SMK yang sama dengan teman-teman saya dulu. Dan sampai sekarang aku masih sekolah di SMK PGRI 3 Malang dan sebentar lagi mau kelulusan.


Autobiografi 

Oleh : Anggia Fitri C.

Nama saya Anggia Fitri Choirunisa, saya biasa dipanggil Anggi / Anggia oleh teman-teman saya. Saya lahir pada tanggal 30 Januari 1998, hari Jumat tepatnya. Saya merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Dulunya ayah saya bekerja sebagai pegawai swasta, dan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Saya memiliki dua adik perempuan, dimana adik pertama saya saat ini duduk dibangku kelas 6 SD, dan adik kedua saya masih duduk dibangku kelas 1 SD.

Pada saat saya masih berumur 1,5 bulan, kedua orang tua saya menitipkan saya kepada bibi saya. Pada saat itu ibu saya masih memiliki kontrak kerja di sebuah hotel yang berada di Bali, sedangkan ayah saya bekerja di sebuah kapal tepatnya di Samarinda, Kalimantan Timur. Saat saya berumur kurang lebih 3 bulan, ibu saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan menyusul ayah saya yang ada di Kalimantan. Sejak saat itu saya tinggal di Samarinda, Kalimantan Timur, tepatnya di Jl. Kemangi No. 27 Kec. Sungai Kunjang selama kurang lebih 6,5 tahun.

Pada saat saya berumur 4 tahun, saya memulai pendidikan pertama saya di TK Lestari 1 Sungai Kunjang tepatnya tahun 2003 - 2004 yang letaknya tidak jauh dari rumah saya saat  itu.  Tahun berikutnya ketika saya berumur 5 tahun, saya melanjutkan pendidikan saya di Sekolah Dasar Negeri 006 Samarinda, pada saat menginjak semester 2 dikelas 1 ibu saya memindahkan sekolah saya ke Jawa tepatnya ke rumah asal saya yang ada di Kec. Ngantang, dan saya melanjutkan sekolah saya di Sekolah Dasar Negeri Kaumrejo 01, saya dipindahkan karena saat itu ibu saya akan segera melahirkan dan ayah saya yang pada saat itu bekerja di kapal sangat jarang pulang, dan kadang hanya pulang 2 atau 3 bulan sekali, karena saat itu ibu saya sedang hamil dan disana tidak ada yang mengurus saya, maka ibu saya memindahkan saya sementara waktu, tidak lama saya bersekolah disana, hanya 3 bulan dan setelah ibu saya pulih, kami kembali ke Samarinda dan saya kembali ke sekolah lama saya yakni di SDN 006 Samarinda.

Saya melanjutkan kembali pendidikan saya hanya sampai saya duduk dibangku kelas 3 SD di SDN 006, kemudian saya pindah sekolah dan kembali lagi ke SDN Kaumrejo 01 dan menetap di rumah asli saya yakni di Kec. Ngantang, Kab. Malang, di provinsi Jawa Timur tepatnya, semenjak saat itu saya tidak lagi kembali ke Samarinda karena nenek saya yang melarang kedua orang tua saya kembali, karena hanya anak nenek sayalah (Ibu) yakni keluarga saya tepatnya, yang berada paling berjauhan dengan saudara – saudara saya yang lain (terutama anak – anak dari nenek saya).

Tidak terasa hari - hari berlalu begitu cepat, pada saat itu saya lulus dari SDN Kaumrejo 01 dan melanjutkan pendidikan saya ke tingkat yang lebih tinggi, dan saya diterima di SMP Negeri 1 Ngantang pada tahun angkatan 2009 – 2012. Tahun pertama di SMP saya merupakan seorang anak yang sangat pemalu dan pendiam, setelah naik ke kelas 2 saya menjadi sedikit cerewet dan agak malas (tidak untuk ditiru), dan pada saat saya naik ke kelas 3, saya tiba – tiba menjadi rajin, dan tidak terlalu cerewet seperti di kelas 2. Tidak terasa masa SMP berlangsung begitu cepat, setelah saya lulus dari SMPN 1 Ngantang, bibi saya menyarankan saya untuk meneruskan sekolah saya di Sangkulirang, di Kalimantan Timur juga tepatnya, tapi saya berfikir jauh dari orang tua itu pasti sangat tidak nyaman rasanya, dan akhirnya om saya menyarankan saya untuk bersekolah di Kota Malang, tepatnya di SMK PGRI 3 Malang, semua teman se – SMP saya yang ingin bersekolah disana sudah mendaftarkan diri semuanya, pada waktu itu saya mendaftar sendiri dengan diantar Ibu saya, dan mengikuti pendaftaran jalur Gelombang 1 pada waktu itu. Saya bingung ingin mengambil jurusan apa, tetapi saya tertarik pada jurusan IT, dan akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), setelah mengikuti test, ternyata saya diterima dan setelahnya saya menjalani MOS selama satu minggu penuh, dimana hari pertama dan kedua ditempatkan di markas militer Arhanud yang ada di daerah Karangploso, hari ketiga dan keempat di Universitas Kanjuruhan Malang, dan hari kelima dilanjutkan dengan berjalan kaki mulai dari stadion brantas batu, hingga lapangan Bumiaji dan disana seluruh peserta MOS menjalankan MOS terakhir dengan menginap semalam di lapangan Bumiaji.

Seminggu berlalu dan MOS telah selesai, saya menjalani MOS dengan baik, dan secara resmi saya telah menjadi siswi SMK PGRI 3 Malang setelah MOS tersebut. Awal memasuki kelas 1 saya ditempatkan di kelas X RPL A selama 3 bulan lamanya, setelah ujian tengah semester terjadi rolling kelas dimana saya ditempatkan di kelas X RPL B. Setahun sudah saya mengikuti pelajaran di kelas X, dan akhirnya saya naik ke kelas XI dan menjalankan masa PRAKERIN, pada saat PRAKERIN ternyata saya ditempatkan di sebuah ISP, PT. Maxindo Mitra Solusi di daerah Dieng – Malang tepatnya. Saya tidak sendirian disana, bersama dengan teman sejak SMP saya, Winda yang 1 jurusan juga dengan saya, dan 4 orang anak jurusan Teknik Komputer Jaringan. Hari itu pada tanggal 22 Juni 2013 kami semua datang ke tempat PRAKERIN tersebut hanya untuk perkenalan saja, kami resmi menjalani masa PRAKERIN pada tanggal 1 Juli 2013. Hari pertama tidak ada pekerjaan yang kami lakukan, saya masih memaklumi mungkin karena kami semua masih baru, tetapi setelah berbulan – bulan hasilnya tetap sama, kami semua tidak melakukan apapun, hanya duduk manis, bersantai, menonton film hanya itu saya. Kami semua tidak mendapatkan ilmu sama sekali, entah karyawan sana yang terlalu sibuk hingga tidak mempedulikan kami, atau memang mereka yang tidak percaya pada kami karena kami hanya anak SMK yang sedang magang, entahlah....

Setahun sudah saya menjalani PRAKERIN kemudian saya dan teman – teman pun naik ke kelas XII dan kembali memulai pelajaran seperti di kelas X dulu. Setelah lulus dari SMK PGRI 3 nanti saya berencana melanjutkan kuliah tetapi kedua orang tua saya menyuruh saya untuk bekerja terlebih dahulu, hufftt... saya juga sebenarnya masih bingung antara kuliah atau bekerja setelah lulus nanti, biar waktu saja yang menjawab J . Demikian autobiografi singkat saya, terimakasih.



Aotobiografi


Oleh : Fitri Yudhana

                Di Malang, pada hari Sabtu, 10 Januari 1998, saya lahir dari rahim ibu saya dengan nama Fitri Yudhana. Saya dibesarkan oleh ibu saya di sebuah rumah sederhana, di Jl. Terusan Kawi no. 3 PAV. Saya hanya dibesarkan oleh ibu, pakde, dan kakek juga nenek dan tanpa ayah. Saya adalah anak pertama dan satu-satunya. Ibu saya bernama Siti Rahayu dan ayah saya bernama Fx. Wisnu Wardhana. Kedua orang tua saya berbeda agama, ibu seorang Muslim, dan ayah saya seorang Katholik.
                Saat itu ulang tahun ke-3, pada tanggal 10 Januari 2001. Ulang tahun yang begitu istimewa karena itulah saat pertama saya bertemu dengan ayah. Itulah saat pertama saya melihat wajahnya, mendengar suaranya, dan mengenalnya, juga merasakan kasih sayangnya. Karena, sejak lahir saya tidak didampingi sama sekali oleh ayah saya.
                Pada tahun 2002, adalah masa sekolah pertama saya, yaitu masa Taman Kanak-Kanak. Saya bersekolah di TK. Senaputra yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal kami. Saya belajar selama 2 tahun di TK dan kemudian melanjutkan sekolah saya ke jenjang pendidikan selanjutnya.
                Pada tahun 2004, awal saya masuk ke Sekolah Dasar. Tepatnya di SD. Laboratorium UM yang jaraknya juga lumayan jauh dari tempat tinggal saya. Saya menghabiskan masa SD saya selama 5 tahun. Karena, saya mengikuti program akselerasi atau percepatan di sekolah saya. Saya termasuk siswi berprestasi untuk dapat mengikuti program ini, karena tidak mudah untuk dapat lolos untuk masuk ke nominasi. Dan puji syukur, saya dapat lolos ke program ini dengan masa belajar 5 tahun dan dengan nilai yang kompeten.
                Di masa Sekolah Dasar inilah masa terberat saya, dan keluarga saya, karena di masa inilah orang tua saya bercerai. Saat itu tahun 2008 ketika orang tua saya bercerai. Namun, walaupun terjadi gejolak di keluarga saya, saya masih bisa berkonsentrasi dan kompeten di Sekolah Dasar saya.
                Masa Sekolah Dasar sudah berlalu, dan saya melanjutkan sekkolah saya ke jenjang Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Pada tahun 2009 adalah awal saya masuk SMP. Nama sekolah saya cukup panjang, yaitu Cambridge International School of Laboratory Basic Education atau SMP Laboratoruim Internasional. Ini adalah sekolah SMP favorit saya, karena ini adalah sekolah internasional yang pertama kali di kota Malang. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Inggris, dan Bahasa yang dipelajari adalah Bahasa Jerman, Bahasa Jepang, dan Bahasa Mandarin. Walaupun menggunakan Bahasa inggris, kami tetap mempelajari Bahasa Indonesia dan Bahasa jawa. Meskipun sedikit sulit, tapi saya bangga bisa sekolah di sana.
                Pada tahun 2012, saya lulus dari SMP dan melajutkan sekolah saya ke tingkat Sekolah Menengah Kejuruhan atau SMK. SMK yang saya pilih adalah SMK PGRI 3 Tlogomas Malang. Karena menurut saya dan ibu saya, sekolah ini adalah SMK terbaik di kota Malang. Saya memilih jurusan RPL atau Rekayasa Perangkat Lunak. Saya ingin mempelajari pendalaman tentang aplikasi, sistem informasi dan pendalaman tentang sistem computer di jurusan ini.
                Hingga sekarang, saya masih bersekolah di SMK ini. Saya duduk di kelas 3 RPL-C dan mendapatkan teman-teman yang sangat luar biasa di kelas ini. Masa lalu saya memang buruk, tapi ketika di sekolah, saya merasa bahagia dan lupa akan masa lalus saya yang suram. Masa lalu bukan untuk disesali, namun, masa lalu adalah pelajaran berharga untuk di masa depan J
Posted by Nur Huda

- Designed by Kelompok Tiga -